Peran Orang Tua Terhadap
prestasi Anak
Sejak zaman dahulu, orang tua mengharapkan seorang anak yang sukses. Banyak
cara yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, dalam
menjalankanya ada yang berhasil ada juga yang tidak. Orang tua berperan sebagai
pembimbing.
Bimbingan adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
tersebut. Bimbingan tersebut harus dilakukan oleh orang tua, karena orang tua
adalah lingkungan hidup pertama yang mempengaruhi jalan hidup anak. Keluarga
adalah lingkungan social terkecil tetapi peranannya sangat besar.
Dalam mendapatkan sebuah prestasi kegiatan yang wajib dilaksanakan anak
adalah belajar. Dalam hal ini orang tua sangat berperan penting, karena orang
tua mempunyai tanggung jawab untuk memotivasi anak dalam belajar serta
membimbingnya. Dalam hal tersebut maka akan menjadikan anak untuk memperhatikan
apa yang harus dikerjakannya. Karena orang tuanya selalu memperhatikan apa yang
harus dipelajarinya.
Dalam kegiatan tersebut orang tua harus mengetahui pertumbuhan anak. Dengan
tersebut, maka orang tua akan mudah mengetahui tingkatan yang harus dipelajari
anak. Selain itu kita harus mampu membuat kenyamanan dalam proses belajar.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa orang tua mempunyai peranan besar,
yaitu mendidik, membimbing, menyediakan sarana dan prasarana belajar serta
memberikan tauladan yang baik kepada anak-anaknya.
Bimbingan orang tua juga sangat berperan penting untuk mengikatkan motivasi
belajar. Dengan motovasi tersebut maka seorang anak dapat menunjukkan bakat
serta ikut berpartisipasi dalam pendidikan.
Bimbingan yang harus dilakukan oleh orang tua adalah harus mengarah pada
kedisiplinan dalam belajar. Motivasi yang ditanamkan harus kuat serta hanya
untuk bertujuan mengikuti kegiatan pendidikan. Situasi ini dapat tercipta jika
ikatan emosional anak dan orang tua menyatu. Suasana yang aman ini akan membuat
anak mengembangkan dirinya untuk menuju masa depan yang berprestasi.
Dalam membimbing dan mendidik anak orang tua tidak boleh memastikan
keberhasilannya, karena hal itu dapat menjadikan anak tidak berhasil. Namun,
apabila orang tua mendidiknya dengan kasih sayang, perhatian, dan membolehkan
kegagalan malah dapat menjadikan keberhasilan anak. Karena pada dasarnya jika
seorang anak dipaksa maka anak itu akan memberikan penolakan, rasa marah, dan
benci.
Selain itu jika seorang anak diperlakukan dengan sikap orang tua yang tidak
berlebihan dalam memberikan perhatian, maupun aturan, maka akan membuat anak
merasa dirinya dipercaya dan dihargai serta tidak tertekan dan akan mempunyai
rasa tanggung jawab dan disiplin dalam mengerjakan tugasnya khususnya belajar.
Orang tua memiliki cara dan pola tersendiri dalam mengasuh dan membimbing
anak. Cara dan pola tersebut pasti berbeda antara satu keluarga dengan keluarga
yang lainnya. Pola dan cara tersebut merupakan gambaran tentang sikap dan
perilaku orang tua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan
kegiatan pembimbingan.
Adapun hal-hal yang diberikan orang tua dalam membimbing anak adalah
memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan
terhadap anaknya. Dengan hal-hal tersebut maka akan diharapkan semangat belajar
anak naik dan menjadikan prestasi yang unggul.
PERAN ORANG TUA DALAM MEMEBENTUK KEPRIBADIAN ISLAMI ANAK
a) Kedudukan Orang Tua
Keluarga, terutama orang tua atau bapak ibu, memiliki kedudukan yang
istimewa dimata anak-anaknya. Karena orang tua mempunyai tanggung jawab yang
besar untuk mempersiapkan dan mewujudkan kecerahan hidup masa depan anak, maka
mereka dituntut untuk berperan aktif dalam membimbing anak-anaknya dalam
kehidupannya didunia yang penuh cobaan dan godaan dalam hal ini bapak ibu
menempati posisi sebagai tempat rujukan bagi anak, baik dalam soal moral maupun
untuk memperoleh informasi. Peran ini harus disadari oleh seseorang semenjak ia
menjadi ibu atau bapak dari anak-anak yang menjadi amanahnya.
Sebagai rujukan moral, orang tua harus memberikan teladan yang baik. Oleh
karena itu seorang bapak atau ibu dituntut untuk bertingkah laku yang baik dan
benar dalam kehidupan dan kebiasaan sehari-hari. Dengan demikian orang tua akan
dapat selalu menempatkan dirinya dalam posisi sebagai panutan, pemberi teladan
dan rujukan moral yang dapat dipertanggung jawabkan bagi anak-anaknya.
Tanggung jawab yang paling menonjol dan diperhatikan oleh Islam adalah
tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya yang berhak menerima pengarahan,
pengajaran dan pendidikan dari mereka. Pada hakikatnya tanggung jawab itu
adalah tanggungan yang besar sifatnya dan sangat penting. Sebab tanggung jawab
itu dimulai sejak masa kelahiran sampai berangsur-angsur anak mencapai masa
analisa, pubertas, dan sampai anak menjadi dewasa yang memikul segala
kewajiban.
Sebagai orang tua yang hidup pada zaman sekarang mereka harus mendidik dan
mempersiapkan anak-anak mereka dengan matang.
Sebab anak akan hidup pada zaman yang berbeda dengan zaman yang dialami
oleh orang tua dahulu, sehingga mereka bisa menghadapi keadaan zaman yang
semakin maju. Dalam hal ini Rosulullah SAW. Bersabda :
Yang artinya:
”didiklah anak-anakmu karena mereka itu
dijadikan buat menghadapi zaman yang sama sekali lain dari zamanmu ini”.
b) Pengembangan aspek keimanan
dan akhlakul karimah anak
Setiap anak dilahirkan dalam keadan fitrah. Orang tua dan lingkungan
anaklah yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian, prilaku dan
kecenderungannya sesuai dengan bakat yang ada dalam dirinya. Tetapi pengaruh
yang kuat dan cukup langgeng adalah kejadian dan pengalaman masa kecil sang
anak yang tumbuh dar i suasana dari keluarga yang ia tempati. Sabda Nabi saw :
” Tiada manusia lahir (dilahirkan) kecuali
dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang menjadikan ia beragama Yahudi,
Nasrani, atau Majusi”.
Berdasarkan hadits di atas, maka tidak ragu lagi bahwa lingkungan terutama
orang tua memiliki peranan yang besar dalam mendidik dan mempengaruhi
anak-anak. Seorang anak akan meniru kebijakan dan kebiasaan dalam keluarganya.
Hal ini tidak sekedar pada ucapan-ucapan saja, tetapi melebar sampai pada
hal-hal yang ada diluarnya, misalnya makna-makna, petunjuk-petunjuk, dan
pengalaman-pengalaman.
Dari segi perilaku, seorang anak akan menyerap pola perilaku yang umum
berlaku dimana ia berada yang kemudian mengkristal pada tingkah lakunya.
Anak-anak biasanya menggunakan timbangan akhlak sebagai pijakan dalam melihat
segala bentuk kehidupan. Dari
aspek sosial, seorang anak terbentuk ras cintanya kepada negara dan lingkungannya
dimulai dari rasa perlindungannya pada keluarga, kemudian melebar keseluruh
kehidupan, baik yang bersifat pesimis atau optimis. Perlakuan lemah lembut yang
penuh dengan kasih sayang, terutama dari kedua orang tuanya, merupakan unsur
positif lainnya dalam kepribadiannya.
Hubungan ibu dan bapak sesama mereka mencerminkan kehidupan sakinah dan
kasih saying seperti telah diajarkan dalam Islam. Jika orang tuanya taat
beribadah, patuh melaksanakan ajaran agama maka si anak akan menyerap
nilai-nilai agama yang dilihat, didengar dan dialaminya dalam hidup orang
tuanya.
Latihan dan pembiasaan diri untuk hidup sesuai dengan petunjuk agama,
termasuk sopan santun, tutur kata, pola tingkah laku dan lainnya harus
dicontohkan kepada anak. Latihan dan pendidikan moral yang bersumber pada agama
Islam akan dapat menjadi pengawas bagi kepribadiannya.
Semua sikap orang tua selama seseorang dalam masa kanak-kanak secara tidak
langsung dan tidak sengaja merupakan pendidikan moral menjadi unsur dalam
pembianaan kepribadian. Oleh karena itu seorang anak yang dilahirkan dalam
keluarga yang taat beragama, rukun, damai serta berakhlak mulia, maka pada masa
dewasanya nati akan dapat menikmati kebahagiaan hidup sebagai manusia yang taat
beragama.
Tuntunan yang telah diberikan berdasarkan nilai-nilai keislaman ditujukan
untuk membina kepribadian anak menjadi pribadi muslim. Dengan adanya latihan
dan pembiasaan sejak masih bayi, diharapkan agar anak-anak dapat menyesuaikan
sikap hidup dengan kondisi yang bakal mereka hadapi kelak. Dengan demikian
pembentukan kepribadian muslim pada dasarnya merupakan suatu pembentukan
kebiasaan yang baik dan serasi dengan nilai-nilai akhlakul karimah.
Sasaran yang dituju dalam pembentukan kepribadian muslim ini adalah
kepribadian yang memiliki akhlak yang mulia dan tingkat kemuliaan akhlak erat
kaitannya dengan tingkat keimanan. Sebab Nabi mengemukakan, ”Orang mukmin yang
paling sempurna imannya adalah orang mukmin yang paling baik akhlaknya”.
Usaha-usaha yang dilakukan oleh orang tua dalam pembentukan kepribadian
islami anak Untuk membentuk kepribadian islami anak, hendaknya orang tua
mendidik anak dengan pendidikan keimanan dan akhlakul karimah.
1) Pengembangan aspek
keimanan anak
Keimanan merupakan sumber segala keutamaan dan kesempurnaan, ada pertalian
yang erat antara iman dan moral. Pendidikan keimanan merupakan pendidikan
perasaan dan jiwa, sedang keduanya telah ada dan melekat pada diri anak sejak
kelahirannya (fitrah), maka setiap orang tua harus mampu menanamkan rasa
keimanan pada anak dengan sebaik-baiknya, karena perasaan ke-Tuhanan akan hadir
secara sempurna dalam pribadi anak yang berperan sebagai dasar berbagai aspek
kehidupannya kelak.
Dalam pengembangan aspek keimanan anak, ayah dan ibu hendaklah
memperhatikan wasiat Rosulullah saw. Sebagai berikut :
·
Membuka kehidupan anak dengan kalimat
·
Mengenalkan hukum halal dan haram kepada
anak
·
Menyuruh anak untuk beribadah pada usia 7
tahun
·
Mendidik anak untuk mencintai Rosulullah,
Ahli baitnya dan membaca Al-Qur’an.
2) Pengembangan aspek akhlak
anak
Pendidikan akhlak biasa dikenal dengan pendidikan tingkah laku, pendidikan
moral, atau pendidikan etika. orang tua yang bijaksana akan senantiasa
mengarahkan perkembangan anak menuju kesempurnaan termasuk didalamnya akhlak
anak yang sesuai dengan ajaran Islam
Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati
nurani, pikiran, perasaan, bawaan, dan kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu
kesatuan tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.
Dari kelakuan itu lahirlah perasaan moral, yang terdapat didalam diri
manusia sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana
yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik
dan mana yang buruk. [16]
KEPRIBADIAN MUSLIM
Kepribadian adalah suatu yang abstrak yang sukar dilihat atau diketahui
secara nyata.
Untuk mengetahui Kepribadian seseorang, diantaranya dengan melihat
gejala-gejalanya, yaitu yang tercermin dalam cara bergaul, berpakaian,
berbicara, dan menghadapi persoalan atau masalah.
Kepribadian muslim dapat diartikan sebagai identitas yang dimiliki
seseorang sebagai ciri khas dari keseluruhan tingkah kalu secara lahiriah
maupun sikap batinnya.
Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba Kepribadian muslim adalah kepribadian
yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik tingkah laku luarnya, Kegiatan-kegiatan
jiwanya, maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada
Tuhan, penyerahan diri kepada-Nya.
Menurut H. Abu Tauhid, ciri-ciri manusia yang berkepribadian muslim adalah
sebagai berikut :
·
Beriman dan bertaqwa
·
Giat dan gemar beribadah
·
Berakhlak mulia
·
Sehat jasmani, rohani dan aqli
·
Giat menuntut ilmu
·
Bercita-cita bahagia dunia dan akhirat.
Kepribadian bukan terjadi dengan serta merta, akan tetapi terbentuk melalui
proses kehidupan yang panjang.
Hal ini selaras dengan ungkapan zakiyah drajat, bahwa kepribadian terbentuk
melalui semua pengalaman dan nilai-nilai yang diserapnya dalam.
Pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama dari
umurnya
REFERENSI
[1] Dr. Kairtini Kartono, Quo Vadis Tujuan Pendidikan, Bandung : CV Mandar
Maju, 1991, halaman 63
[2] Muhyiddin Abdul Hamid, Kegelisahan Rasulullah Mendengar Tangis Anak,
Yogyakarta : Mitra Pustaka, 1999, halaman 1
[3] Ibid. hal. 1
[4] Chalijah Hasan, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, Surabaya :
Al-Ikhlas, halaman 50
[5] Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung : Tri
Garda Karya, 1993, halaman 290.
[6] Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta : PT. Bumi Restu, 1978,
halaman. 951.
[7] H. Abu Tauhid, Seratus Hadits Tentang Pendidikan dan Pengajaran,
Purworejo : Imam Puro, 1978, halaman. 1.
[8] Bakir Yusuf Barmawi, Pembinaan Kehidupan Beragama Islam
Note : Terimaksih Telah Mengunjungi Situs Ini...... !!!
Jika Ada Yang Ingin Di Tanyakan...Mohon Tinggal Kan Komentar Anda... Like
This Page
0 komentar:
Posting Komentar